teks

"Selamat Datang Para Pecinta Ilmu Pengetahuan"

Rabu, 15 Desember 2010

Tugas-Tugas Perkembangan


MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


Disusun Oleh: Kel 7

                     SINTA                      :  409 005
                     EDA PERDIAN       :  409 083
                     NOFRIANTO           :  409 263

Dosen Pembimbing:

Dra MIMI SUHARTI M, M.A
NOVIA YANTI, S.PdI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1431 H/2010 M


TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


A.  Pengertian Perkembangan.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari ada fungsi-fungsi.   
       Perubahan  fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materil yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu, disebabkan oleh adanya perubahna tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian, kita boleh merumuskan pengertian perkwembangna pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fuingsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadiaan jasmaniah misalnya:
1.      Fungsi motorok pada bagian –bagian tubuh.
2.      Fungsi sensoris pada alat-alat indra.
3.      Fungsi neorotik pada system syaraf.
4.      Fungsi seksual pada bagian tubuh yang erotis.
5.      Fungsi pernafasan apda alat pernafasan.
6.      Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
Sedangakn fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya:
1.      Fungsi perhatian.
2.      Fungsi pengamatan.
3.      Fungsi tanggapan.
4.      Fungsi ingtan.
5.      Fungsi fantasi.
6.      Fungsi pikiran.
7.      Funsi perasaan.
8.      Fungsi kemauan.
Setiap fungsi yang disebutkan diatas, baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan, dapat mengaklami perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak secar kuantitatif, melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Oleh karena perkembangan menyangkut berbagi fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka akn salah apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalh semata-mata sebagai perubahan atau proses psikologis.[1]

B.  Tugas-tugas perkembangan menurut Eric Ericson.
Dalam bukunya Childhood and Society, Erik Ericson ( 1963)membagi tugas dam fase perkembangan sebagai berikut:
1.    Masa Bayi ( 0-1 ½ tahun )
Masa ini merupakan masa ketika berbagai kebutuhan fisik harus dipenuhi. Anak. Anak biasanya senagn berda dalam golongan atau dekapan dan belaian. Masa ini oleh Erikson disebutnya sebagaimasa saat kepercayaan harus ditanamkan, masa ini sianak harus belajar  bahwa dunia merupakan tempata yang baik baginya, dan masa ia belajar menjadi optimis mengenal kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuaasan. Masa bayi merupakan masa ketergantungan, mas ketidakberdayaan dam masa membutuhkan pertolonga orang lain, sutau masa yang menuntut kesabaran orang tua.
Sang bayi memperoleh ketentramannya dalam kesatuaanya dengan si ibu; kesatuaan mitu begitu erat sampai batas-batas kemandiriannya menjadi kabur. Pada masa ini ibu mencintai sang bayi tanpa syarat. Apabila kepercayaan tidak ditanamklan di masa awal ini, seseorang harus menanamkan kemudian. Bila si anak menjadi besar dan kepercayaan yang ditanamkan kepadanya kurang, ia akan menjadi oarnmga yang selalu curiga serta ragu-ragu dalam menjalin hubungan baru. Tanpa kepercayaan, tidak akan ada perkembangan yang berarti.

2.      Masa Toddler ( 1 ½ athun )
Pada masa ini sianak mulai memisahkan diri dan bergerak secara      bebas. Dalam kaitan ini orang tua harus memberikan banyak kebebasan kepada sia anak, namun sekaligus mulai meletakkan batas-batas ketika sianka tiadk bias berbuat sesukanya sendiri.
Tanggapan utama dari orang tua terhadap toodler, yaitu membatasi, tema pokok masa ini adalah otomosi, Tugas-tugas konkrit masa toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, buakn sekedar berjalan, bercakap, serta latihan buang air kecil, namun juga berjalan sendiri serta penjelajahan  yang tiada henti. ”Milikku” mungkin menjadi kata utama yang diucapakan  saat sianak memisahkan apa yanmg menjadi miiknya dan apa yang tidak. Pada permulaan agaknya ia melihat segala sesuatu sebagai miliknya. Seandainya kakak-kakanya tidak bisa enerima hal itu, ia akan marah-marah.[2]
Pada masa ini anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakn dua tugas penting. Pertama, Pemisahan diri adri ibu-ibu lainnya. Kedua, mulai menguasai diri, lingkungan,dan keterampilan dasr untuk hidup. Walauun demikian tanpa pertolongan, hal itu akan berjalan secara liar dan membuat dia jatuh tersesat, oleh karena itu pembatasan oleh orang tua menjadi penting.
3.    Awal Masa Kanak-Kanak ( 4-7 tahun)
Pada saat ini pusat perhatain anak berubah dari benda kepada orang. Sianak beralih dari bermain sendiri menuju bersama. Sosialisasi merupakan tema pokok. Sianak belajar menyesuiakan diri dengan teman sepermainannya. Tugas-tugas yang telah dimulai pada masa toddler dikembangkan lebih lanjut. Sianak diharapakn makn sendiri dan berpakaian sendiri tanpa bantuan orang tua.
Tanggapan orang tua tehadap awal masa anak-anak adalh memberi contoh  yang baik sianak akan mebncontoh orang tuanya  sejenis dengan dia.
4.    Akhir Masa kanak-kanak ( 8-11 tahun)
Masa ini adalah masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan dari teman-teman seusianya adalah penting, inilah waktu yang baik untuk memperkenalkan PRT serta  mengajarkan penggunaan uang dengan tepat.
Tanggapan orang tua adalah mengarahkan, orang tua yag bijaksaan kan memnfaatkan kerajiana anak pada masa ini, sehingga hal-hal yang baik akan terjadi. Namun, ia menghindari campyur tanagn denagn perintah, perintaha yang otoriter terhadap inisiatif anak.      
5.         Awal Masa Remaja ( 12-15 tahun)
Masa seperti ini memperlihtkan bahwa semua hal ynag dianggp baik telah berakhir. Tema awal masa remaja adalh perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-rubah, berpusat pada diri sendiri, ia terus berminat pada tugas penguasaan  yang sudah dimulai  pada akhir masa anak-anak, sekaligus membuang kegiatan masa kanak-kanaknya.
Pada awalnya masa remaja merupakan masa transisi, dan merupakan hal yang tidak mengenakkan. Tanggapan orang tua  adalah yang paling bijaksana adalh mendukung. Ini bukan saatnya menujukkan kesalahn-kesalahan dalam pemikiran mereka, Jika awal masa remaja ini dijalani dengan bantuan oaring tau yang mendukungnya, sifat yang berubah-ubah dan keterpusatan  pada diri sendiri akan hilang.
6.    Masa Remaja Sejati ( 16-18 tahun)
Pada tahapan ini kemunduran dalam masa tarnsisi akan berkurang si remaja yang merasa cukup aman dalam identitasnya, harus menghadapi pilhan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya pemilhan tujuan ini merupakan tema pokok. Tanggapan yang paling adalah dari orang tua adalah menyambut dengan senang pilihan si anak. Mendorong si anak untuk menjatuhkan pilihan dan menghargai kebebasannya.
7.      

8.    Awal Masa Dewasa ( 19-25 tahun)
Pada masa ini si anak mulai berdikari, si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup sendirian dalam satu apertemen atau bekerja di tempat laan. Sebagaimana tahap pertama  perkembangan yaitu tahun-tahun pertama dalam perkawinan dan pekerjaan yng sangat  penting yaitu tema awal pada masa kemandirian. Tanggapan orang  tua yang bijaksana adalah memberi tanaggapan memperluas persahavbatan anak-anak mereka yang sebelumnya masih bergantung kepada mereka.
9.    Kedewasaan dan Masa Tua ( 25 tahun keatas[3]
Masa dewasa mwrupakan fase generavitas (menciptakan yang selalu dihadapkan pada adanya satagnasi. Masa ini ditandai dengan adannya perhatian yang tercurah pada  anak-anak keahlian produktif, keluarga dan pekerjaan. Sifat mengasuh pada wanita sangat dominan. Pada masa tua ini adalah kebijksanaan dan pelepasan 

C.     Tugas-tugas perkembangan menurut Havigghurst.
Robert J. Havighurst  (monks. Etal, 1948, Syah 1995 Andriessen, 1994, Havighurst , 1976 . Memnerikan gambaran dan uraian secara rinci mengenai fase-fase dan tugas-tugas perkembangan .
Menurut Havighurst, perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas itu dalam batas-batas  tertentu bersifat khas untuk hidup  seseorang dan sesuai dengan norma-norma kebudayaan . Yang mana tugas -tugas tersebut menunjukkan adanya hubungan dengan pendidikan yaitu pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan menenetukan tugas-tugas apakah yang akan dilakukan oleh seseorang pada masa-masa hidupnya sendiri. Konsep diri dan harga dirinya akan turun apabila ia tidak melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik. Orang akan merasa sedih dan tidak bahagia . Dengan demikian, keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan akan memberikan perasaan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan akan memberokan perasaan berhasil dalam hidup dan akhirnya mendatangkan perasaan bahagia. Selanjutnya, ada beberapa catatan yang masih dapat dikemukakan disini yaitu:
1.      Masa dewasa muda menurut Havighurst mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang biasa diberikan. Sekarang di Amerika, Eropa Barat dan Negara Skandinavia, masa dewasa muda seperti dalam masa remaja, yaitu dalam “stadium interim” artinya ia sudah terlepas dari keadaan menjadi anak, tetapi belum memperoleh status orang dewasa  secara penuh.
2.      Kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebahagian dipengaruhi oleh berhasil tidaknya melakukan tugas-tugas perkembangan. Setidaknya menemukan seorang teman hidup yang baik dan memperoleh pekerjaan  yang memuaskan.
3.      Pendidikan tersebut ditentukan oleh kebudayaan suatu bangsa, hal ini berarti bahwa proses belajar dan proses sosialisasi dipengaruhi oleh keadaan masyarakat serta kultur tertentu dalam periode sejarah. Sehubungan dengan hal itu  tugas-tugas perkembangan bangsa Amerika berbeda dengan bangsa Eropa.
4.      Berhubungan dengan objek pembicaraan, Havighurst terlalu menitikberatkan pada pengaruh sifat yang ditentukan  oleh kebudayaan dan masyarakat. Namun dalam hal ini kurang ditonjolkan terhadap pribadi yang sedang berkembangan tadi terutama masa remaja, menentukan sensdiri tugas-rugas ang ahrus diterima dan mana yang tidak.

D.    Prinsip-Prinsip Perkembangan
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Bisa pula dikatakan, prinsip perkembanagn adalah “ patokan generalisasi sebagai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
Secara garis besar, peristiwa perkembangan mem[punyai prinsip-prinsip perkembangan sebagi berikut:[4]
1.      Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar, namun mencakup rangkaian perubahan  yang bersifat progesif, teratur, koheren, dan berkesinambungan. Jadi dari perkembangan  antara satu dengan yang berikutnmya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri.
2.      Perkembangan selalu menuju proses deferensiasi dan integrasi. Proses deferensisasi artinya ada prisip totalitas pad diri anak. Dari penghayatan totalitas itu, lambat laun bagian-bagiannya menjadi sasngat nyata dan bertambah jelas dalam kerangak keseluruhan.
3.      Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju yang khusus. Contoh, seorang bayi yang mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Denangan bertambahnya usia bayi mak ia akn bias membedakan wajah-wajah tersebut:
4.      Setiap orang akan mengalami tahap perkembangan yang berlansung secara berantai. Walaupyun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dan fase yang lain. Tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Sebagai contoh, perkembangan anak yang normal akan tampak berturut-turut misalnya adalam bicara, sebelum seorang anak fasih berkiata-kata, terlebih dahulu ia akan mengecoh.
5.      Setiap anak mempunyai tempo kecepatan  perkembangan sendiri-sendiri. Dengan kata lain ada anak yang perkembangannya cepat dan ada yang lambat. Jadi, perkembangan anak yanmg satu berbeda dengan yang lainnya, baik dalam perkembangan organ atau aspek kejiwaanya maupun  cepat atau lambatnya perkembangan tersebut. Juga perkembangan baik fungsi dan jasmani maupun rohani, tidaklah  dapat disamakan waktunya.
6.      Didalam perkembangan, dikenal dengan adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembanagn manusia itu tidak tetap, terkadang naik dan terkadang turun. Pada suatu saat seoranga anak biasa mengalami perkembangan yang tenang dan pada saat yang lain , ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. Jadi, irama perkembanga itu tidak menetap. Ada kalanya tenang dan goncang.
7.      Setiap anak seperti juga organisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal-hgal yang negative, seperti rasa sakit, ras tidak aman, kematiaan, dan seterusnya, Untuk itu mereka memerlukan sandang, pangan, papan, dan pendidikan.
8.      Dalam perkembangan terdapat masa peka. Masa peka ialah suatu masa pada perekmbangan anak, saat suatu fungsi  jasmani dan rohani, dapat berkembang denagn cepat jika mendapatkan latihan yang baik dan kotiniu. Masa peka diantara anak yan g satu dengan yang lainnya  tidak mudah untuk diketahui, karena hal ini memerlukan penelitiaan yang seksama  melalaui berbagai percobaan. Misalnya, untuk menentukan apakah seoarnag anak sudah mengalami masa peka  bagi pembuatan kerajina tangan tertentu.
9.      Perkembangan pada tiap-tiapa anak dasarnya tidak hanya dipengarui oleh factor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan. Dengan bakat pembawaan , hanyalah merupakan bakat-bakat ayng tersedia untuk kemungkinan- kemungkinan berkembang saja. Agar bakat yang tersedia itu dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. Diperlukan adanya suatu proses  menjadi matang, pemberian kesempatan kemungkina berkembang dari alm sekitarnya, serta pemeliharaan yang kontiniu dari anusia dewasa, baik secara lansung, maupun tidak lansung.

E.     Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan.[5]
1.      Nativisme
Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak  lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar.
2.      Empirisme
Para ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai pendapat yang langsung bertentangan dengan aliran nativisme. Kalau aliran nativisme berpendapat bahwa perkembanagn itu terbgantung pada factor dasar dan lingkungan sedangkan dasar tidak  memainkan peranan sama sekali.
3.      Konvergensi
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar, pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat merupakan salah satu bentuk untuk menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.

F.     Metode-metode perkembangan
1.      Infanci/ bayi
Periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan, ini adalah masa ketika anak sanangat bergantung kepada orang tuanya. Banyak aktivitas seperti perkembngan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensori motor dan pembelajaran social.
Periode ini dari akhir masa bayi sampai umur lima atau enam  tahun. Selama periode ini, anak menjadi makin mandiri, siap bersekolah dan banyak menghabiskan waktu bersama teman.
2.      Middle dan late childhood/sekolah dasar
Di periode ini anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis dan menghitung. Prestasi menjadi teman utama dari kehidupan anak dan mereka semakin mampu mengendalikan diri.
3.      Adolescence/ masa remaja
Periode ini adalah masa transisi dari masa anak-anak  ke usia dewasa . Periode ini dimulai dari umur dua belas tahun sampai ke usia dua puluh tahun. Di masa ini sudah terjadi perubahan fisik yang cepat termasuk bertambahnya tinggi, berat badan dan berkembangnya fungsi sexual.
Di dalam versi lain disebutkan gambaran  secara keseluruhan, diterima dalam masyarakat umum dan masyarakat industrial di Barat. Setelah mendeskripsikan perubahan krusial yang terjadi pada periode pertama yaitu sebelum lahir. Yang mana disini ada delapan periode perkembangan diantaranya:[6]
1)      Bayi
2)      Todler hood/ batita, bawah tiga tahun
3)      Early childhood/ masa kanak-kanak awal
4)      Midle childhood / masa kanak-kanak pertengahan
5)      Adolescence/ remaja
6)      Youn adulthood/ masa kanak-kanak pertenggahan
7)      Midle adulthood/ dewasa awal
8)      Late adulthood/  masa dewas akhir[7]

 KESIMPULAN


Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari ada fungsi-fungsi.   
     Perubahan  fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materil yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu, disebabkan oleh adanya perubahna tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian, kita boleh merumuskan pengertian perkwembangna pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fuingsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto. Wasty, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Sobur. Alek, Psikologi Umum, ( Bandung: Pustaka Setia, 2009)

Suryabrata. Sumardi, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2005)

W. Santrock. Jhon, PsikologiPendidikan ( Jakarta, Prenada Media Group, 2007

E. Papalia. Diane, dkk, Human Devolopment / Psikologi Perkembangan (Jakarta, Prenda Media Group, 2008)



[1] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 57
[2] Alek Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung: Pustaka Setia, 2009), cet. Ke- 2, hlm.13 
[3] Ibid, hal 136-137
[4]  Ibid, hal. 141
[5] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2005). Hlm 177-180
[6]Jhon W. Santrock, PsikologiPendidikan ( Jakarta, Prenada Media Group, 2007 hal 41-42
[7] Diane E. Papalia, dkk, Human Devolopment / Psikologi Perkembangan (Jakarta, Prenda Media Group, 2008). Cet-1 hal 11-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar