teks

"Selamat Datang Para Pecinta Ilmu Pengetahuan"

Rabu, 15 Desember 2010

ABU HURAIRAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Abu Hurairah adalah seorang yang terkenal, bagai bintang gemerlap diantara para sahabat.Semua umat islam mengenalnya.Dia adalah seorang yang paling banyak meriwayatkan hadits karena dia mahir dalam menghafal hadits rasul. Dia juga seorang yang gigih dalam mencari ilmu.
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus meniru atau menjadikannya sebagai tauladan yang baik.Dan jadikan panutan sehari-hari.

2. Batasan Masalah
a)    Nama dan ulasan tentang Abu Hurairah
b)    Perjalanan intelektual
c)    Keluarga Abu Hurairah
d)    Jumlah hadits Abu Hurairah
e)    Wafatnya Abu Hurairah
f)     Warisan Abu Hurairah
g)    Contoh hadits Abu Hurairah
h)    Kritikan kekuatan hafalan Abu Hurairah

3. Tujuan
Tujuan pemakalah membahas tentang Abu Hurairah adalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Ilmu Rijal Al-Hadits.Selain itu pemakalah ingin mengetahui, mempelajari dan berharap menjadikan kisah ini sebagai tauladan bagi pemakalah dan para teman mahasiswa sebagai generasi selanjutnya.

 
BAB II
PEMBAHASAN

1.Nama dan ulasan tentang Abu Hurairah (21 SH – 59 H = 602 M – 679 M)
Abu Hurairah dilahirkan sekitar tahun 21 SH (598 M).Dia berasal dari kabilah Dus, Yaman. Dengan nama Abd Syams bin Syakh (hamba matahari). Kemudian ketika dia masuk Islam, Nabi Saw menggantinya dengan Abdurrahman Bin Syakhr ad Dausi (dari bani Daus bin Adnan) Al Yamani. Dia adalah seorang sahabat Rasululah yang diberi gelar kehormatan oleh para ulama dengan Al Imam.Al Faqih,Al Mujtahid,dan Al Hafizh,dan dialah seseorang yang didoakan Rasulullah agar mempunyai kekuatan hafalan yang tinggi. Dan dia dipanggil Abu Hurairah oleh teman-temannya, karena dia suka merawat dan memelihara kucing.
Setelah masuk islam sekitar tahun 7 H ketika nabi berangkat ke Khaibar, namanya diubah oleh rasul menjadi Abdurahman Ibn Shakhr[1]. Setelah akrab dengan Rasulullah SAW, beliau sering memanggilnya Abu Hir karena Abu Hir berarti kucing jantan sedangkan Abu Hurairah berarti kucing betina.Ini dilakukan rasul untuk menghargai kegemaranya[2]. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abd Al-Birr bahwa Abu Hurairah berkata: pada suatu hari aku membawa kucing dalam suatu yang tertutup dan Nabi SAW melihatku dan menanyakan apa yang ku bawa.Aku pun menjawab “kucing”, kemudian nabi memanggilku,”ya Abu Hir”[3].

2. Perjalanan Intelektual
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling pendek (sebentar) bergaul bersama Rasulullah SAW, karena Abu Hurairah masuk islam tahun 7 H, tetapi dia sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW.Dia juga menerima hadits dari Abu- Bakar, Umar Bin Khatab, Al Fadl, Abbas Ibn Abd Al Muthalib, Aisyah dan lain-lain.
Abu Hurairah mengalami banyak kesulitan karena mengejar ilmu, gigih dan tekun di majelis rasul. Walaupun begitu Abu Hurairah mengikuti kemana rasul pergi dengan sabar, sehingga di termaksud dari golongan Ahl Ash-Shuffah[4]. Dan rasul juga mendo’akan Abu Hurairah menjadi kuat hafalan dan menjadi pintar.Sewaktu mendampingi rasul dia tidak disibukkan dalam pemerintahan agar fokus dalam meriwayatkan dan menghafal hadits.
Pada pemerintahan Umar Bin Khatab Abu Hurairah menjadi gubernur di wilayah Bahrain, namun dia hanya sibuk beribadah dan Umar mencopotnya[5] . Selain itu pada pemerintahan (khalifah) Muawiyah Ibn Abu Sofyan lebih dari satu periode.Dia menjabat sebagai walikota. Kedudukanya awet ditangannya karena dia memerintah denagn baik.
Abu Hurairah terkenal dengan sosok sahabat sangat sederhana dalam kehiduapan materi, wara’,taqwa, seluruh hidupnya diabdikan untuk selalu beribadah kepada allah swt,dia ppernah diangkat menjadi pegawai di Bahrain oleh khalifah umar bin khattab,akan tetapi ia kemudian diberhentikan karena kebiasaannya yang terlalu banyak meriwayatkan hadits,hal ini bertentangan dengan kebijakan umar bin khattab yang saat itu sedang memperketat izin periwayan hadis.
3. Keluarga Abu Hurairah
Sejak kecil, Abu Hurairah sudah menjadi yatim. Dan dia tinggal bersama ibunya yang bernama Maemunah Binti Syahr[6]. Dan dia bekerja pada Basrah Binti Ghazawah. Setelah dia masuk islam, dia menikahi Basrah Binti Ghazawah. Dan dikaruniai seorang anak perempuan dan seorang putra[7].Dia mengajarkan keluarganya beribadah, sepertiga malamnya ibadah, sepertiga malam untuk isterinya dan sepertiga malam untuk anaknya.Begitulah setiap malamnya.
Namun begitu ibunya masih dalam kekafiran, dan Abu Hurairah memohon kepada rasul untuk mendo’akanya agar mendapatkan petunjuk dari Allah. Rasul mendo’akanya dan akhirnya ibunya masuk islam

4.Jumlah hadits Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Dia meriwayatkan hadits tidak kurang dari 5.374 hadits. Ini semua dikarenakan:
  1. ia melowongkan waktu untuk menyertai Nabi lebih banyak dari para shahabat lainnya.
  2. ia memiliki daya ingatan yang kuat, yang telah diberi berkat oleh Rasul, hingga ia jadi semakin kuat
  3. ia menceritakannya bukan karena ia gemar bercerita, tetapi karena keyakinan bahwa menyebarluaskan hadits-hadits ini, merupakan tanggung jawabnya terhadap Agama dan hidupnya. Kalau tidak dilakukannya berarti ia menyembunyikan kebaikan dan haq, dan termasuk orang yang lalai yang sudah tentu akan menerima hukuman kelalaiannya.
Hadis-hadis yang diterima oleh abu hurairah ,diriwayatkan oleh sekitar 800 orang dari kalangan sahabat dan tabiin.dari kalangan sahabat antara lain: Abdullah bin abbas,Abdullah bin umar, jabir bin Abdullah, anas bin malik, sedangkan dikalangan tabi’in dalah antara lain : said bin al musyayab, ibnu sirrin, ikrimah, atha’, mujahid, dan al sya’bi.

5. Kritikan Terhadap Abu Hurairah
Harus diakui abu hurairah banyak diserang keadilannya dalam meriwayatkan hadis, yang dilancarkan oleh ulam-ulama kontemporer antara lain: a.syarifuddin,seorang ulama sy’ah di Libanon. Dia menulis buku yang berjudul abu hurairah , penulis lain adalah abu rayyah dalam bukunya “al adhwa ‘ala al sunnah al muhammadiyah” ia mengkhususkn dalam satu bab tentang abu hurairah yang kemudian dikembangkan dalam buku lain yang berjudul syaikh al madhirah abu hurairah ad dausi
Diantara serangan yang dilontarkan oleh abu rayyah terhadap abu hurairah adalah ;
 a.dugaan bahwa abu hurairah itu rakus
               ia mengatakan abu hurairah itu bergabung dengan nabi karena kerakusannya. Sebuah hadis hadis masyhur menyebutkan aku ini orang miskin ; aku bergabung dengan rasul ‘ala mil’I bathni…abu rayyah menafsikan ini dengan  untuk mengisi perut
           musthafa al siba’I menuduh abu rayyah telah melakukan distorsi atas teks.karena semua riwayat dalam bukhari muslim menyebutkan akhdirmu (aku melayani), alzamu (aku tinggal bersama), bukannya ashyabu (aku mendapatkan)
           jawaban ini kemudian disanngah oleh abu rayyah bahwa bukhari juga memuat dalam riwayat lain ….bi syiba’bathnihi atau .li asy syiba’ bathnihi, dengan komentator besar ibnu hajar yang mengakui kedua riwayat tersebut,
          b syaikh al madhrah
         abu rayyah mengatakan bahwa abu hurairah rakus dalam makan dan suka madhirah.yaitu hidangan yang berupa susu dan daging.sehingga ia digelari dengan syaikh madhirah
         al siba’I dan al samahi menolak upaya –upaya menyalahkan dan mempertalikan seperti itu karena allah tidak mwelarang manusia menikmati makanan.
        c. iktsar hadis
          entah itu dalammasa 50 bulan atau tiga tahun, periwayatan hadis yang begitu banyak dalam masa usia yang begitu singkat itu memang banyak menimbulkan pertanyaan . m amin juga mengakuinya, bahwa iktsar abu hurairah ini banyak memunculkan kritik. Tapi as siba’I menafsirkan sebagai suatu keajaiban dari allah kepada seseorang: tdak ditemukannya tandakecurigaan, apalagi tuduhan adanya kebiasaan berdusta dalam kata-kata ini. Al siba’I mengatakan bahwa tiga tahun berakhir sebelum nabi wafat, terjadi banyakm peristiwa sehingga dapat menjadi penyebab sedemikian banyak hadis yang yang mengalir dari diri abu hurairah. Abu hurairah juga meriwayatkan peristiwa – peristiwa sebelum khaibar dari sahabat-sahabat senior.
         Polemic ini memang terus berkepanjangan. Tapi para ulama yang membela abu huraiorah menuduh bahwa abu rayyah memang kurang suka dengan abu hurairah, sehingga kekurangsukaannya tersebut menyebabkan ia selalu melihat abu hrairah dari sisi negatifnya saja.
       Terlepas dari pro dan kontra tentang abu hurairah seperti dia atas, tidak tertutup kemungkinan dilakukan penelitian secara detail mengenai jati diri abu hurairah, sehingga didapatkan kejelasan yang pasti terhadap hadis-hadis yang diriwayatkan olehnya.

6.Wafatnya Abu Hurairah
Pada tahun 59 H (678 M), Abu Hurairah menderita sakit yang membawa pada ajalnya. Pada waktu itu Abu Hurairah menangis dan mengatakan “ya Allah, aku cinta bersua dengan Mu, maka cintailah persuaanku dengan Mu”, ini dikatakan pada saat Marwan Ibn Hakam menjenguknya[8]. Tak lama berlalu setelah itu Abu Hurairah wafat.Dia wafat diMadinah dan dimakamkan diBaqi’.
Namun menurut Ibnu Uyanah dari Hisyam Ibn Urwah berkata: “Abu Hurairah meninggal pada tahun Siti Aisyah meninggal,yakni tahun 57 H. Hal itu dikemukakan pula oleh khalifah Amr Ibn Ali,Damrah Ibn Rabi’ah dan Hitsam Ibn Abdi pun berpendapat demikian. Abu Masyar berkata bahwa Abu Hir meninggal pada tahun 58 H, dikuburkan diBaqi’ dekat kuburan Asqalan[9].

7. Warisan Abu Hurairah
Hadis Abu Hurairah r.a. yang disepakati Imam Bukhari dan Muslim berjumlah 325 hadis, oleh Bukhari sendiri sebanyak 93 hadits, dan oleh Muslim sendiri 189 hadits. Dan selain itu orang yang menerima riwayat dari Abu Hurairah adalah putranya, Al Muharrar, Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Sa’id Ibn Al Musayyah, Abu Salamah Ibn Abd Ar Rahman Ibn Auf. Dan hadits diriwayatkan Abu Hurairah juga terdapat didalam kitab-kitab hadits lainya.
Menurut Al-Bukhari mereka yang menerima riwayat dari Abu Hurairah mencapai 800 orang lebih. Semuanya merupakan ahli ilmu, baik dari kalangan sahabat atau tabi’in.
Selain itu warisanya adalah himpunan fatwa-fatwa abu hurairah yang terdapat dalam buku yang dikumpulkan oleh Syaikh Asy-Syubki yang berjudul atawa Abi Hurairah.

8. Contoh hadits Abu Hurairah
Salah satu contoh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yaitu
عن ا بي هر ير ة رضى ا لله عنه قا ل  لعن رسو ل الله ص م ا لر ا شى و ا لمر تشى فى ا لحكم
ر و ه ا حمدو الا ر بعة و حسنه التر مذ ى و صححه ا بن حبا ن

Artinya : “Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW. melaknat penyuap dan yang diberi suap dalam urusan hukum.
(H.R Ahmad dan Imam yang empat dan dihasankan oleh Turmudzi dan disahihkan oleh Ibnu Hibban)

Dalam hadits diatas dijelaskan bahwa menyuap adalah memberikan sesuatu, baik berupa uang maupun lainnya kepada penegak hukum agar terlepas dari ancaman hukum atau mendapat hukuman yang ringan.
Perbuatan seperti ini sangat dilarang oleh islam dan disepakati oleh para ulama sebagai perbuatan haram.Harta yang diterima dari hasil menyuap tersebut tergolong dalam harta yang diperoleh melalui jalan batil.Jadi seseorang yang menyuap dan orang yang diberi suap sama-sama berdosa. Atau dilarang dalam islam.

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Abu Hurairah dilahirkan sekitar tahun 21 SH (598 M). Dan masuk islam sekitar tahun 7 H. Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dan terdapat berbagai kritikan kepada kekuatan hafalan Abu Hurairah. Dia meriwayatkan hadits tidak kurang dari 5.374 hadits.Wafat Abu Hurairah tahun 59 H (678 M).

2.Saran
         Makalah yang kami sajikan ini sebenarnya masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dari kurangnya sumber yang kami dapat ataupun penggunaan bahasa yang belum tepat, sehingga kami sangat membutukan kritikan dan saran dari para pembaca, demi kesempuranaan makalah ini dan bermamfaat bagi semua pembaca.
 

[1] Syaikh Muhamad Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah.hal 123
[2] Dr. Abdurahman Raf’at Al-Basya, Sosok Para Sahabat nabi
[3] Muhammad Bin Alam Ash-Shadiq, Dalil al-Fahilin Lituruq Riyad Al-Badiah,hal 60.
[4] Ahl Ash-Shuffah: mereka adalah orang-orang fakir miskin penduduk Madinah dari kalangan Muhajirin, jumlah mereka sekitar 400 orang. Mereka tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan. Lalu dibangunlah empat tinggal mereka diemper Masjid Nabawi. Sejak saat itu, mereka disebut dengan Ahl Ash-Shuffah (orang yang tinggal di emper Masjid Nabawi)
[5] Syaikh Muhamad Sa’id Mursi, Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, hal 124.
[6] Abu Abdullah Syam Ad-Din Adz-Dzahaby, Tahdzib al Tahdzib,XII hal 116.
[7] Dr. H. Rachmat Syafe’I,M.A, Al-Hadits (Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum), hal 14
[8] Dr. Abdurahman Raf’at Al-Basya, Sosok Para Sahabat nabi,hal 433
[9] Dr. H. Rachmat Syafe’I,M.A, Al-Hadits (Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum),hal 15.

Tugas-Tugas Perkembangan


MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


Disusun Oleh: Kel 7

                     SINTA                      :  409 005
                     EDA PERDIAN       :  409 083
                     NOFRIANTO           :  409 263

Dosen Pembimbing:

Dra MIMI SUHARTI M, M.A
NOVIA YANTI, S.PdI

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1431 H/2010 M


TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN


A.  Pengertian Perkembangan.
Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari ada fungsi-fungsi.   
       Perubahan  fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materil yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu, disebabkan oleh adanya perubahna tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian, kita boleh merumuskan pengertian perkwembangna pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fuingsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar.Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadiaan jasmaniah misalnya:
1.      Fungsi motorok pada bagian –bagian tubuh.
2.      Fungsi sensoris pada alat-alat indra.
3.      Fungsi neorotik pada system syaraf.
4.      Fungsi seksual pada bagian tubuh yang erotis.
5.      Fungsi pernafasan apda alat pernafasan.
6.      Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
Sedangakn fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya:
1.      Fungsi perhatian.
2.      Fungsi pengamatan.
3.      Fungsi tanggapan.
4.      Fungsi ingtan.
5.      Fungsi fantasi.
6.      Fungsi pikiran.
7.      Funsi perasaan.
8.      Fungsi kemauan.
Setiap fungsi yang disebutkan diatas, baik yang jasmaniah maupun yang kejiwaan, dapat mengaklami perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut tidak secar kuantitatif, melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang kualitatif tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai perkembangan. Oleh karena perkembangan menyangkut berbagi fungsi, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka akn salah apabila kita beranggapan bahwa perkembangan adalh semata-mata sebagai perubahan atau proses psikologis.[1]

B.  Tugas-tugas perkembangan menurut Eric Ericson.
Dalam bukunya Childhood and Society, Erik Ericson ( 1963)membagi tugas dam fase perkembangan sebagai berikut:
1.    Masa Bayi ( 0-1 ½ tahun )
Masa ini merupakan masa ketika berbagai kebutuhan fisik harus dipenuhi. Anak. Anak biasanya senagn berda dalam golongan atau dekapan dan belaian. Masa ini oleh Erikson disebutnya sebagaimasa saat kepercayaan harus ditanamkan, masa ini sianak harus belajar  bahwa dunia merupakan tempata yang baik baginya, dan masa ia belajar menjadi optimis mengenal kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuaasan. Masa bayi merupakan masa ketergantungan, mas ketidakberdayaan dam masa membutuhkan pertolonga orang lain, sutau masa yang menuntut kesabaran orang tua.
Sang bayi memperoleh ketentramannya dalam kesatuaanya dengan si ibu; kesatuaan mitu begitu erat sampai batas-batas kemandiriannya menjadi kabur. Pada masa ini ibu mencintai sang bayi tanpa syarat. Apabila kepercayaan tidak ditanamklan di masa awal ini, seseorang harus menanamkan kemudian. Bila si anak menjadi besar dan kepercayaan yang ditanamkan kepadanya kurang, ia akan menjadi oarnmga yang selalu curiga serta ragu-ragu dalam menjalin hubungan baru. Tanpa kepercayaan, tidak akan ada perkembangan yang berarti.

2.      Masa Toddler ( 1 ½ athun )
Pada masa ini sianak mulai memisahkan diri dan bergerak secara      bebas. Dalam kaitan ini orang tua harus memberikan banyak kebebasan kepada sia anak, namun sekaligus mulai meletakkan batas-batas ketika sianka tiadk bias berbuat sesukanya sendiri.
Tanggapan utama dari orang tua terhadap toodler, yaitu membatasi, tema pokok masa ini adalah otomosi, Tugas-tugas konkrit masa toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, buakn sekedar berjalan, bercakap, serta latihan buang air kecil, namun juga berjalan sendiri serta penjelajahan  yang tiada henti. ”Milikku” mungkin menjadi kata utama yang diucapakan  saat sianak memisahkan apa yanmg menjadi miiknya dan apa yang tidak. Pada permulaan agaknya ia melihat segala sesuatu sebagai miliknya. Seandainya kakak-kakanya tidak bisa enerima hal itu, ia akan marah-marah.[2]
Pada masa ini anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakn dua tugas penting. Pertama, Pemisahan diri adri ibu-ibu lainnya. Kedua, mulai menguasai diri, lingkungan,dan keterampilan dasr untuk hidup. Walauun demikian tanpa pertolongan, hal itu akan berjalan secara liar dan membuat dia jatuh tersesat, oleh karena itu pembatasan oleh orang tua menjadi penting.
3.    Awal Masa Kanak-Kanak ( 4-7 tahun)
Pada saat ini pusat perhatain anak berubah dari benda kepada orang. Sianak beralih dari bermain sendiri menuju bersama. Sosialisasi merupakan tema pokok. Sianak belajar menyesuiakan diri dengan teman sepermainannya. Tugas-tugas yang telah dimulai pada masa toddler dikembangkan lebih lanjut. Sianak diharapakn makn sendiri dan berpakaian sendiri tanpa bantuan orang tua.
Tanggapan orang tua tehadap awal masa anak-anak adalh memberi contoh  yang baik sianak akan mebncontoh orang tuanya  sejenis dengan dia.
4.    Akhir Masa kanak-kanak ( 8-11 tahun)
Masa ini adalah masa untuk berkelompok dan berorganisasi. Penerimaan dari teman-teman seusianya adalah penting, inilah waktu yang baik untuk memperkenalkan PRT serta  mengajarkan penggunaan uang dengan tepat.
Tanggapan orang tua adalah mengarahkan, orang tua yag bijaksaan kan memnfaatkan kerajiana anak pada masa ini, sehingga hal-hal yang baik akan terjadi. Namun, ia menghindari campyur tanagn denagn perintah, perintaha yang otoriter terhadap inisiatif anak.      
5.         Awal Masa Remaja ( 12-15 tahun)
Masa seperti ini memperlihtkan bahwa semua hal ynag dianggp baik telah berakhir. Tema awal masa remaja adalh perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-rubah, berpusat pada diri sendiri, ia terus berminat pada tugas penguasaan  yang sudah dimulai  pada akhir masa anak-anak, sekaligus membuang kegiatan masa kanak-kanaknya.
Pada awalnya masa remaja merupakan masa transisi, dan merupakan hal yang tidak mengenakkan. Tanggapan orang tua  adalah yang paling bijaksana adalh mendukung. Ini bukan saatnya menujukkan kesalahn-kesalahan dalam pemikiran mereka, Jika awal masa remaja ini dijalani dengan bantuan oaring tau yang mendukungnya, sifat yang berubah-ubah dan keterpusatan  pada diri sendiri akan hilang.
6.    Masa Remaja Sejati ( 16-18 tahun)
Pada tahapan ini kemunduran dalam masa tarnsisi akan berkurang si remaja yang merasa cukup aman dalam identitasnya, harus menghadapi pilhan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya pemilhan tujuan ini merupakan tema pokok. Tanggapan yang paling adalah dari orang tua adalah menyambut dengan senang pilihan si anak. Mendorong si anak untuk menjatuhkan pilihan dan menghargai kebebasannya.
7.      

8.    Awal Masa Dewasa ( 19-25 tahun)
Pada masa ini si anak mulai berdikari, si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup sendirian dalam satu apertemen atau bekerja di tempat laan. Sebagaimana tahap pertama  perkembangan yaitu tahun-tahun pertama dalam perkawinan dan pekerjaan yng sangat  penting yaitu tema awal pada masa kemandirian. Tanggapan orang  tua yang bijaksana adalah memberi tanaggapan memperluas persahavbatan anak-anak mereka yang sebelumnya masih bergantung kepada mereka.
9.    Kedewasaan dan Masa Tua ( 25 tahun keatas[3]
Masa dewasa mwrupakan fase generavitas (menciptakan yang selalu dihadapkan pada adanya satagnasi. Masa ini ditandai dengan adannya perhatian yang tercurah pada  anak-anak keahlian produktif, keluarga dan pekerjaan. Sifat mengasuh pada wanita sangat dominan. Pada masa tua ini adalah kebijksanaan dan pelepasan 

C.     Tugas-tugas perkembangan menurut Havigghurst.
Robert J. Havighurst  (monks. Etal, 1948, Syah 1995 Andriessen, 1994, Havighurst , 1976 . Memnerikan gambaran dan uraian secara rinci mengenai fase-fase dan tugas-tugas perkembangan .
Menurut Havighurst, perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas itu dalam batas-batas  tertentu bersifat khas untuk hidup  seseorang dan sesuai dengan norma-norma kebudayaan . Yang mana tugas -tugas tersebut menunjukkan adanya hubungan dengan pendidikan yaitu pendidikan dan pelajaran formal yang diterima seseorang. Pendidikan menenetukan tugas-tugas apakah yang akan dilakukan oleh seseorang pada masa-masa hidupnya sendiri. Konsep diri dan harga dirinya akan turun apabila ia tidak melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik. Orang akan merasa sedih dan tidak bahagia . Dengan demikian, keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan akan memberikan perasaan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan akan memberokan perasaan berhasil dalam hidup dan akhirnya mendatangkan perasaan bahagia. Selanjutnya, ada beberapa catatan yang masih dapat dikemukakan disini yaitu:
1.      Masa dewasa muda menurut Havighurst mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang biasa diberikan. Sekarang di Amerika, Eropa Barat dan Negara Skandinavia, masa dewasa muda seperti dalam masa remaja, yaitu dalam “stadium interim” artinya ia sudah terlepas dari keadaan menjadi anak, tetapi belum memperoleh status orang dewasa  secara penuh.
2.      Kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebahagian dipengaruhi oleh berhasil tidaknya melakukan tugas-tugas perkembangan. Setidaknya menemukan seorang teman hidup yang baik dan memperoleh pekerjaan  yang memuaskan.
3.      Pendidikan tersebut ditentukan oleh kebudayaan suatu bangsa, hal ini berarti bahwa proses belajar dan proses sosialisasi dipengaruhi oleh keadaan masyarakat serta kultur tertentu dalam periode sejarah. Sehubungan dengan hal itu  tugas-tugas perkembangan bangsa Amerika berbeda dengan bangsa Eropa.
4.      Berhubungan dengan objek pembicaraan, Havighurst terlalu menitikberatkan pada pengaruh sifat yang ditentukan  oleh kebudayaan dan masyarakat. Namun dalam hal ini kurang ditonjolkan terhadap pribadi yang sedang berkembangan tadi terutama masa remaja, menentukan sensdiri tugas-rugas ang ahrus diterima dan mana yang tidak.

D.    Prinsip-Prinsip Perkembangan
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Bisa pula dikatakan, prinsip perkembanagn adalah “ patokan generalisasi sebagai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
Secara garis besar, peristiwa perkembangan mem[punyai prinsip-prinsip perkembangan sebagi berikut:[4]
1.      Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar, namun mencakup rangkaian perubahan  yang bersifat progesif, teratur, koheren, dan berkesinambungan. Jadi dari perkembangan  antara satu dengan yang berikutnmya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri.
2.      Perkembangan selalu menuju proses deferensiasi dan integrasi. Proses deferensisasi artinya ada prisip totalitas pad diri anak. Dari penghayatan totalitas itu, lambat laun bagian-bagiannya menjadi sasngat nyata dan bertambah jelas dalam kerangak keseluruhan.
3.      Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju yang khusus. Contoh, seorang bayi yang mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Denangan bertambahnya usia bayi mak ia akn bias membedakan wajah-wajah tersebut:
4.      Setiap orang akan mengalami tahap perkembangan yang berlansung secara berantai. Walaupyun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dan fase yang lain. Tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Sebagai contoh, perkembangan anak yang normal akan tampak berturut-turut misalnya adalam bicara, sebelum seorang anak fasih berkiata-kata, terlebih dahulu ia akan mengecoh.
5.      Setiap anak mempunyai tempo kecepatan  perkembangan sendiri-sendiri. Dengan kata lain ada anak yang perkembangannya cepat dan ada yang lambat. Jadi, perkembangan anak yanmg satu berbeda dengan yang lainnya, baik dalam perkembangan organ atau aspek kejiwaanya maupun  cepat atau lambatnya perkembangan tersebut. Juga perkembangan baik fungsi dan jasmani maupun rohani, tidaklah  dapat disamakan waktunya.
6.      Didalam perkembangan, dikenal dengan adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembanagn manusia itu tidak tetap, terkadang naik dan terkadang turun. Pada suatu saat seoranga anak biasa mengalami perkembangan yang tenang dan pada saat yang lain , ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. Jadi, irama perkembanga itu tidak menetap. Ada kalanya tenang dan goncang.
7.      Setiap anak seperti juga organisme lainnya, memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal-hgal yang negative, seperti rasa sakit, ras tidak aman, kematiaan, dan seterusnya, Untuk itu mereka memerlukan sandang, pangan, papan, dan pendidikan.
8.      Dalam perkembangan terdapat masa peka. Masa peka ialah suatu masa pada perekmbangan anak, saat suatu fungsi  jasmani dan rohani, dapat berkembang denagn cepat jika mendapatkan latihan yang baik dan kotiniu. Masa peka diantara anak yan g satu dengan yang lainnya  tidak mudah untuk diketahui, karena hal ini memerlukan penelitiaan yang seksama  melalaui berbagai percobaan. Misalnya, untuk menentukan apakah seoarnag anak sudah mengalami masa peka  bagi pembuatan kerajina tangan tertentu.
9.      Perkembangan pada tiap-tiapa anak dasarnya tidak hanya dipengarui oleh factor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan. Dengan bakat pembawaan , hanyalah merupakan bakat-bakat ayng tersedia untuk kemungkinan- kemungkinan berkembang saja. Agar bakat yang tersedia itu dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. Diperlukan adanya suatu proses  menjadi matang, pemberian kesempatan kemungkina berkembang dari alm sekitarnya, serta pemeliharaan yang kontiniu dari anusia dewasa, baik secara lansung, maupun tidak lansung.

E.     Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan.[5]
1.      Nativisme
Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak  lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar.
2.      Empirisme
Para ahli yang mengikuti pendirian empirisme mempunyai pendapat yang langsung bertentangan dengan aliran nativisme. Kalau aliran nativisme berpendapat bahwa perkembanagn itu terbgantung pada factor dasar dan lingkungan sedangkan dasar tidak  memainkan peranan sama sekali.
3.      Konvergensi
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar, pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat merupakan salah satu bentuk untuk menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.

F.     Metode-metode perkembangan
1.      Infanci/ bayi
Periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan, ini adalah masa ketika anak sanangat bergantung kepada orang tuanya. Banyak aktivitas seperti perkembngan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensori motor dan pembelajaran social.
Periode ini dari akhir masa bayi sampai umur lima atau enam  tahun. Selama periode ini, anak menjadi makin mandiri, siap bersekolah dan banyak menghabiskan waktu bersama teman.
2.      Middle dan late childhood/sekolah dasar
Di periode ini anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis dan menghitung. Prestasi menjadi teman utama dari kehidupan anak dan mereka semakin mampu mengendalikan diri.
3.      Adolescence/ masa remaja
Periode ini adalah masa transisi dari masa anak-anak  ke usia dewasa . Periode ini dimulai dari umur dua belas tahun sampai ke usia dua puluh tahun. Di masa ini sudah terjadi perubahan fisik yang cepat termasuk bertambahnya tinggi, berat badan dan berkembangnya fungsi sexual.
Di dalam versi lain disebutkan gambaran  secara keseluruhan, diterima dalam masyarakat umum dan masyarakat industrial di Barat. Setelah mendeskripsikan perubahan krusial yang terjadi pada periode pertama yaitu sebelum lahir. Yang mana disini ada delapan periode perkembangan diantaranya:[6]
1)      Bayi
2)      Todler hood/ batita, bawah tiga tahun
3)      Early childhood/ masa kanak-kanak awal
4)      Midle childhood / masa kanak-kanak pertengahan
5)      Adolescence/ remaja
6)      Youn adulthood/ masa kanak-kanak pertenggahan
7)      Midle adulthood/ dewasa awal
8)      Late adulthood/  masa dewas akhir[7]

 KESIMPULAN


Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Dari uraian ini perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari ada fungsi-fungsi.   
     Perubahan  fungsi adalah disebabkan oleh adanya proses pertumbuhan materil yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disamping itu, disebabkan oleh adanya perubahna tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian, kita boleh merumuskan pengertian perkwembangna pribadi sebagai perubahan kualitatif dari setiap fuingsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto. Wasty, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006)

Sobur. Alek, Psikologi Umum, ( Bandung: Pustaka Setia, 2009)

Suryabrata. Sumardi, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2005)

W. Santrock. Jhon, PsikologiPendidikan ( Jakarta, Prenada Media Group, 2007

E. Papalia. Diane, dkk, Human Devolopment / Psikologi Perkembangan (Jakarta, Prenda Media Group, 2008)



[1] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 57
[2] Alek Sobur, Psikologi Umum, ( Bandung: Pustaka Setia, 2009), cet. Ke- 2, hlm.13 
[3] Ibid, hal 136-137
[4]  Ibid, hal. 141
[5] Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo  Persada, 2005). Hlm 177-180
[6]Jhon W. Santrock, PsikologiPendidikan ( Jakarta, Prenada Media Group, 2007 hal 41-42
[7] Diane E. Papalia, dkk, Human Devolopment / Psikologi Perkembangan (Jakarta, Prenda Media Group, 2008). Cet-1 hal 11-12

Pemikiran Tasawuf Al-Hallaj, Abu Yazid Al Bustami dan Ibn Al ‘Arabi

BAB I
PENDAHULUAN


Perkembangan zaman makin maju, baik dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan itu tidak kalah pentingnya perkembangan ilmu tasawuf pun kian berkembang, tasawuf dipandang penting oleh sebagian umat islam karena ilmu tasawuf dapat dijadikan solusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi umat,masalah disini adalah masalah kedekatan seseorang dengan tuhannya.
Dalam hal ini kami akan membahas pembahasan tentang biorafi pemikiran-pemikiran tasawuf dari tokoh-tokoh sufi yang terkemuka,diantaranya adalah al-hallaj, abu yazid al-bustami, dan ibn arabi.


BAB II
PEMBAHASAN



1.   Al-Hallaj
A.  Nama dan riwayat hidup al-Hallaj
Nama lengkapnya adalah Abu al-Mughist al-Hasan bin Mansur bin Muhammad al-Baidhawi, dan dikenal dengan nama al-Hallaj,dia dilahirkan pada tahun 244 H/855 M,di desa Thur dekat desa bida di Persia.[1]
Sejak kecil dia sudah banyak bergaul dengan sufi tewrkenal. Pada waktu berumur 16 tahun, dia pernah berguru kepada sahil bin Abdullah al-Tusturi, salah seorang tokoh terkenal pada abad ke tiga Hijriyah dan seterusnya dia meneruskan pelajrannya kepada Amr Al-Makky dan Junaid Al- Bagdadi, serta aktif mengiuti gurunya dalam setiap pertapaan.[2]
Dalam peerjalanannya dan pertemuannya denga ahli-ahli sufi, timbulah pribadi dan pandangan hidupnya sendiri sehingga dalam usia 53 tahun ia telah menjadi perbincangan para ulama waktu itu karena paham tasawufnya yang berbeda dengan yang lain. Karna   pahamnya itu, seorang ulama fiqh terkemka Ibn al- Isfalani mengeluarkan  fatwa yang mengatakan bahwa ajaran yang dibawa oleh al-Hallaj sesat. Sehingga   al-Hallaj dipenjaraka dan setelah satu tahun dipenjarakan dia dapat melarikan diri dengan pertolongan seorang penjaga penjara yang menaruh simpati kepadanya.
Dari Bagdad dia melarikan diri ke Sus dalam wilayah Ahwas. Disinilah dia bersembunyi 4 tahun lamanya. Namun, pada tahun 301 H/901 M dia dipenjarakan kembali selama 8 tahun. Akhirnya pada tahun 309 H/921 M diadakanlah persidangan para ulama dibawah kekuasaan bani Abbas di masa al-Mukhtadirbillah. Pada tanggal 18 zilkaedah 309 H, jatuhlah hukuman kepada al-Hallaj yaitu hukuman mati. Diriwayatkan sebelum sampai kepuncak penyiksaan seluruh tubuhnya dicabik-cabik dengan cemati, riwayat hidupnya berakhir dengan peristiwa yang tragis.
Intisari ajaran al-Hallaj yang kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk sya’ir dan berupa nash dalam kata-kata yang dalam.

B.     Inti  dari ajaran al- Hallaj
a. Hulul
Para ulama maupun para sarjana berbeda pendapat tentang hakikat hulul al-Hallaj ini. Al-Taftazani telah berusaha manampilkan beberapa pendapat tentang hal tersebut. Didalam kesimpulannya dia mengatakan bahwa hululnya al-Hallaj ini bersifat majazi tidak dalam pengertian yang sesungguhnya, sebagaimana telah disebutkan diatas, Irfan abd al-Hamid Fattah berpandapat bahwa paham “kesatuan wujud” telah mulai tampak sejak lahir Abu Yazid al- Bustami dengan paham Ittihadnya. Dan paham hulul al-Halaj ini menurut al-Taftazani merupakan perkembangan dan bentuk lain dari paham ittihad yang diajarkan oleh Abu Yazid al- Bustami. Jika dilihat lebih jauh antara ittihad dan hulul terdapat perbedaan. Dalam ittihad diri Abu Yazid al-Bustami hancur dan yang ada hanya diri Allah, sedangkan dalam hulul, diri al- Hallaj tidak hancur. juga dalam paham ittihad, yang dilihat hanya satu wujud, sedangkan dalam paham hulul ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh.
Menurut al-Hallaj Allah memiliki dua sifat dasar, yaitu sifat ketuhanan (lahut) dan sifat kemanusiasan (nasut). Demikkian pula manusia disamping memiliki sifat kemanusiaan juga memiliki sifat ketuhanan dalam dirinya. Paham al-Hallaj ini juga dapat dilihat dari penafsirannya mengenai penciptaan nabi Adam (al-Quran surat al-baqaarah ayat 34).dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam maka sujudlah mereka kecuali iblis, ai enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Menurut al- Hallaj  Allah memberikan perintah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam karena pada diri Adam, Allah menjelma sebagai mana Dia menjelma (hulul) dalam Isa a.s. paham bahwa Allah menjelma dalam diri Adam berarti pula bahwa Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuknya.
Paham al-Hallaj ini sudah jelas terlihat dalam gubahan sya’irnya:
Mahasuci zat yang menyatakan nasutnya
Dengan lahut-Nya, yang cerlang seiring bersama
Lalu dalam makhluk-Nya pun tampak nyata
Bagai sipeminum serta sipemakan tampak sosok-Nya
Hingga semua makhluk-Nya melihat-Nya
Bagai bertemunya dua kelopak mata
Dengan demikian menurut paham tasawuf al- Hallaj, dalam diri manusia terdapat sifat ketuhanan dan dalam diri tuhan terdapat sifat kemanusiaan. Karena itu persatuan antara Tuhan dengan manusia bias terjadi dan persatuan itu mangambil bentuk hulul.
Agar manusia dapat bersatu itu, ia harus terlebih dahulu menghilangkan sifat “kemanusiaan melaluin Fana’”.kalau sifat-sifat kemanusiaan itu telah hilang dan yang tinggal hanya sifat ketuhanan dalam dirinya, disitulah baru tuhan dapat mengambil tempat (hulul) dalam dirinya dan ketika itu roh Tuhan dan roh manusia bersatu dalam tubuh manusia.
Dengan cara inilah menurut al-Hallaj, seorang sufi bisa bersatu dengan Tuhan. Jadi ketika al-Hallaj berkata: Ana al-Haqq (Aku adalah Tuahan) bukanlah roh al-Hallaj mengucapkan itu, tetapi roh Tuhan mengambil tempat dalam dirinya. Dengan kata lain bahwa al- Hallaj sebenarnya tidak mengaku dirinya Tuhan. Hal ini pernah pula ia tegaskan, Aku adalah rahasia yang maha benar, dan bukanlah yang maha benar itu aku, Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.[3]  

b. Haqiqih Muhammadiyah
Hakikah Muhammadiyah atau Nur Muhammad, menurut al-Hallaj merupakan asal atau sumber dari segala sesuatu, segala kejadian,  amal perbuatan dan ilmu pengetahuan. Dan dengan perantaranyalah alam ini dijadikan. Al-hallajlah yang mula-mula sekali menyatakan bahwa kejadian alam ini pada mulanya adalah dari haqiqah Muhammad. Didalam kitabnya at-Tawasin, al-Hallaj menilis:
Ta sin. Sinar cahaya gaib pun nampak dan kembali, sinar itupun melintas dan mendominasi segala sesuatu. Sebuah bulan bersinar cemerlang bersinar diantara berbagai bulan,zadiak nya ada didalam bintang rahasia.yang maha benar memberinya nama “ummu” untuk menghimpun cintanya, “murni” karena nikmatnya kepadanya dan “makki” karena ketetapannya pada ketetapannya.
Kemudian katanya Lagi:
Cahaya-cahaya kenabian memancar dari cahayanya. Cahaya-cahayanya punterbit dari cahayanya. Dalam cahaya-cahaya itu tidak satupun cahaya yang lebih cemerlang, gemerlap danterdahulu dari cahaya pemegang kemuliaan (Muhammad saw).
Menurut al-Hallaj kejadian Nabi Muhammad terbentuk dari dua rupa yaitu:
·    Rupanya yang Qadim dan Azal. yang terjadi sebelum terjadinya   sealayang ada dibumi dan dilangit ini.
·    Rupanya sebagai manusia, sebvagai seoarang rasul dan nabi yang diutus tuhan, rupanya sebagai manusia akan mengalami maut, tapi rupanya yang Qadim akan tetap ada.
Paham ini berawal dari hadits yang sangat popular dikalangan ahli sufi yaitu: “Aku berasal dari cahaya Tuhan dan seluruh dunia berasal dari cahayaku”.dan paham ini dikembangkan oleh mahyiddin ibn ‘Arabi dan Abd al- Alkarim Bin Ibrahimal- jili, dalam kkerangka ide insan kamil dan teori kejadian alam ini juga pengaruh ajaran filsafat.[4]

c. Wahbah al-Adyan (kesatuan semua agama)
Paham ini muncul sebagai konsekuensi logis dari pahamnya tentang Nur Muhammad, yakni pendapat al-Hallaj tentang Nur Muhammad telah mendorongnya berkesimpulan tentang kesatuan semua agam, karna dalam kasus tersebut sumber semua agama adalah satu, menurutnya, agama-agama itu diberikan kepada manusia bukan atas pilihannya sendiri, tetapi dipilihkan untuknya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Nur Muhammad adalah asal dari segala sesuatu, termasuk adanya hidayah dan agama, juga semua para nabi, mulai dari nabi Adam as. sampai nabi Isa as. Maka agama-agama yang ada kembali kepada pokok atau sumber yang sama yakni pancaran dari satu cahaya. Perbedaan yang ada dalam agama itu hanya sekedar bentuk dan sifatnya, sedang hakikat dari tujuannya sama, karena semuanya bertujuan menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Banya diantara ulama yang tidak menerima ajaran tasawuf al-Hallaj, tetapi tidak pula sedikit ulama yang membelanya. Pembela-pembelanya berisaha menjernihkan dari apa yang pernah dituduhkan kepada al-Hallaj.

2.   Abu Yazid Al-Bustami
A.    Nama dan riwayat hidup Abu Yazid al- Bustami
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan al- Bustami. Dia lahir di Bustham bagian timur laut Persia dan ia meninggal di bustham pada tahun 261 H/875 M.[5]
Ayahnya bernama Isa Bin Surusyan yang berasal dari desa Bustham. Ketika Abu Yazid masih kecil, ia bernama Taifur dan ketika itu pula kegemarannya sudah mulai tampak untuk selalu mau belajar berbagai macai ilmu pengetahuan.[6]
Pengalaman sufi diperoleh Abu Yazid sejak  usia dini, ayahnya Isa bin Surusyam adalah orang yang kaya di Bustam, tetapi ibunya hidup sebagai seorang zahidah, sedangkan saudara Adam ( kakaknya) dan Ali ( adiknya) menjadi zuhad dan ‘ubad kemudia Abu Yazid lebih menonjol dari dia saudaranya ini ia tidak mencukupkan diri pada zuhud saja, tetapi ia lebih tinggi, yaitu tenggelam dan bersatu ( ittihad) dengan Tuhan. Kalau kedua saudaranya baru measuki jalan tyasawuf, maka Abu Yazid telah menjadi sufi dan memperoleh pengalaman –pengalaman tasawufnya. Waktunya digunakan untuk selalau bisa beribadah kepada Allah SWT.
Abu Yazid meninggal dunia tanpa meninggalkan karya tetulis riwayat hidup dan pemikirannya hanya diketahui Isa b. Adam Musa B. Isa dan Thaifur B. Isa  dan tokoh-tokoh lain yang pernah berjumpa dan mencatat ucapan-ucapan Abu Yazid seperti Abu Musa Al Dabili, Abu Ishak Al-Harawi dan lain-lain. Pengikutnya tergabung dalam tarekat Thaifuriyyah yang merupakan pelanjut dari ajaran. Ia meninggla dunia tahun 261/ 874 di Bustan.

B.     Inti ajaran tasawuf Abu Yazid al Bustami
Abu Yazid adalah seorang zahid yang terkenal. Hal ini berjalan melalui tiga fase, yaitu zuhud terhadap dunia, zuhud terhadap akhirat dan zuhud terhadap selain Allah.dalam fase terakhir ini dia berada dalam kondisi mental yang menjadikan dirinya tidak mengingat apa-apa selain Allah. Memang dalam sejarah perkembangan tasawuf, Abu Yazid dipandang sebagai pembawa paham al- fana’ dan al- baqa’ serta pencetus paham ittihad.[7]
Dalam ajaran tasawufnya terkadang falsafah hulul dan ittihad yang kadang-kadang diungkapkannya dengan cerita-certa yang mengandung ibarat, misalnya ia mengatakan: ular tak dapat dilihat zatnya, karena dia terbungkus dengan sifatnya (kulutnya) apabila ular itu terpisah dari kulitnya barulah terlihat ular yang sebenarnya. Maka ular itu dapat mengatakan aku lah ular.[8]
Ajaran al-fana’, al-baqa’ dan ittihad Abu yazid adalah kesatauan yang tak dapat dipisahkan. Pemikiran abu yazid dengan fana’ meninggalkan dirinya dan pergi kehadirat Tuhan bahwa dia berada dekat pada Tuhan, juga ketika Abu Yazid fana’ dan mencapai baqa’ maka dari mulutnya keluarlah kata–kata yang ganjil sehingga menimbulkan kesan seolah-olah Abu Yazid mengaku dirinya sebagai Tuhan, padahal sesungguhnya dia tetap manusia, yaitu manusia yang mengalami pengalaman batin bersatu dengan Tuhan. Diantara kata-kata yang keluar dari Abu Yazid adalah

Artinya: tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.

Artinya: maha suci Aku, maha suci Aku, maha besar Aku.
   Ucapan yang keluar dari mulut Abu Yazid itu, bukanlah kata-katanya sendiri, tetapi kata–kata itu diucapkannya melalui diri Tuhan dalam Ittihad yang dicapainya dengan tuhan. Dengan demikian Abu Yazid tidak mengku dirinya sebagai tuhan[9]. Abu Yazid dalam ittihad berbicara dengan nama tuhan,atau lebih tepatnya Tuhan berbicara melalui lidah Abu Yazid. “Sesungguhnya dialah yang berbicara melalui lidahku, sedang aku dalam keadaan itu sedang fana’. Jadi abu yazid dalam dirinya tidak mengaku dirinya sebagai tuhan, kata-kata itu buka diucapkan oleh Abu Yazid sebagai kata-katanya sendiri, tetapi kata-kata tuhan yang diucapkannya dalam keadaan fana’.
Masalah ucapan-ucapan aneh ini telah di kaji oleh Lovis Massignon, menurutnya ucapan itu muncul pada seorang sufi dalam bentuk pertama diluar sadarnya[10]. Abu Yazid juga pertnah membicarakan tentang sunnat dan fardhu,menurutnya sunnat adalah meninggalkan dunia dengan segala isinya dan fardhu adalah bersahabat dengan Allah SWT. Abu Yazi juga pernah mengucapkan azan lalu pingsan, ketika sadar kembali dia berkata “ menakjubkan bahwa orang tidak mati ketika mengumandangkan azan”. Diantara ucapan-ucapan AbuYazid:
Pada sutu ketika aku dinaikkan kehadirat Tuhan
Dan ia berkata; Abu Yazid makhluk-Ku ingin melihat engkau1
Aku menjawab: ‘ kekasihku, aku
Tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itulah
Kehendakmu. Maka kau tak berdaya untuk
Menentang kehendak-Mu hiasilah aku dengan ke Esaanmu,
Sehinnga jika makhluk-Mu melihat daku,
Mereka akan berkata: “telah kami melihat engkau”
Tetapi yang mereka lihat sebenarnya adalah engkau
Karena diketika itu aku tak ada disana[11]
Pernyataan diatas menggambarakan bahwa Abu Yazid telah dekat dengan Tuhan, tetapi ittihad belum ia capai.
Masih banyak ucapan-ucapannya yang bertendensi kearah timbulnya paham ittihad, seperti: Aku tidak heran terhadap cintaku padaMu, karenaku hanyalan hamba yang hina. Tapi Aku heran terhadap cintaMu padaku, karena engkau adalah raja yang maha kuasa.
Tampaknya bagai manapun ajaran yang dikatakan oleh abu Yazid, semunya mengacu pada tema pahamnya., yaitu ittihad yang berawal akibat dari paham fana’. Ciri yang mendominasi paham fana’ abu yazid adalah sirnanya segala sesuatu selain Allah dari pandangannya, dimana seorang sufi tidak lagi menyaksikan kecuali hakikat yang satu yaitu Allah dan dalam faham fana’ ini terkandunga pula sirnaya Tuhan.
Akhirnya dikemukakan bahawa al- sulami dalam karyanya Tabaqah al-Sufiyah, al- Yusi dalam karyanya al- luma’ dan al- Qusyairi dalam karyanya al-Kusyairiyah mengatakan bahwa tasawuf yang dikemukakannya seiring dengan kedua sumber ajaran islam yaitu al- Quran dan Hadits.

3.      Ibn Al- ‘Arabi
A.    Nama dan riwayat hidup ibn al- ‘Arabi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad bin Mahyuddin al- Hatimi al- ta’i al- Andalusi. Di Andalusia barat dia dikenal dengan nama ibn A’rabi. Disamping itu dia juga bias disebut dengan al-Qutb, al-Gaus, al- syaikh, al- Akbar, atau al- kibrit al- Aliman. Dia dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan 560 H/ 28 juli 1163 M. di nerci dan meninggal pada tanggal 28 rabi’ul akhir 638 H/ 16 November 1240 M.
 Ibn Arabi berasal dari keluarga berpangkat, hartawan dan ilmuwan di Mercia, Andalusia tenggara. Ketika berumur 8 tahun, keluarganya pindah ke Senvilla, tempat dimana dia mulai menuntut dan belajar ilmu al-quran, Hadist dan fiqh bersama sejumlah murid pada salah seorang ahli fiqh terkenal di Andalusia yaitu ibn hazm al- zahiri.
Setelah berumur 30 tahun barilah ia mulai berkelana di berbagai kawasan Andalusia dan kawasai islam bagian barat. Didaerah ini dia belajar dengan bebedrapa orang sufi, diantaranya Abu Madyan al- Gaus al- tahimsari. Kemudian beberapa waktu dia pergi  bolak balik antara Hijaz, Yaman, Sriya, irak dan Mesir. Akhirnya pada tahun 620 hijriyah dia menetap di hijaz hingga akhir hayatnya.
Ibn Arabi telah sampai pucak ajaranya yaitu “ kesatua wujud” yang tumbuh dikalangan ahli-ahli sufi dalam islam. Pikirannya juga berpengaruh pada sufi sesudahnya, baik di Timur maupun di Barat. Didalam Conlise Encyclopedia of Arabic civilization disebutkan jumlah karya ibn Arabi mencapai 300 buah, dean hanya 150 buah yang dapat di jumpai, dari buku-bukunya yang  sempat ditanyakan hanya 2 buah buku yangterkenal yaitu al-Futurat al-Makkiyah dan fusus al-Hikam.[12]

B.     Inti ajaran tasawuf ibn Arabi
a. Wahdah al-Wujud
Ibn Arabi tidak pernah menggunakan istilah wahdat al-wujud, dia dianggap sebagai pendiri dokrin wahdat al- wujud karna ajaran-ajarannya mengandung ide wahdat al- wujud,seperti dalam pernyataanya, semua wujud adalah satu dalam realisat, tiada satupunbersama dengannya. Wujud hukum lain dari al-Haqq karna tidak ada sesuatupun dalamwujud selain Dia.[13]
            Menurut hamka ibn ‘Arabi dapat di sebut sebagai orang yang telah sampai pada puncak wahdatul wujud. Dia telah menegakkan pahamnya berdasarkan renungan piker dan filsafat dan zauq tasawuf. Ia menyajikan ajaran tasawufnya dengan bahasa yang agak berbelit-belit dengan tujuan agar untuk menghindari tuduha, fitnah dan ancaman kaum awam sebagai mana dialami al- Hallaj. Baginya wujud (yang ada) itu hanya satu wujudnya makhluk adalah ‘ain wujud khaliq pada hakikatnyatidak lah ada pemisahan antara manusia dengan tuhan. Kalau dikatakan berlainan antara khaliq dengan makhluk itu hanya lah lantaran perndeknya paham dan akal dalam mencapi hakikat. Dalm futuhat al- Makkah, sebagai kitab yang dikarangnya, Ibn ‘Arabi berkata:


Artinya: wahai yang menjadikan segala sesuatu pada dirinya Engkau bagi apa yang Engkau jadikan, mengumpulkan apa yang engkau jadikan, dan yang takberhenti adanya pada Engkau maka engkaulah yang sempit dan lapang.
            Pada bagian lain dari kitabnya itu, Ibn ‘Arabi mengatakan bahwa wujud alam ini adalah “ain wujud Allah. Allah itu adalah hakikat alam.dalam teori ibn ‘Arabi, terjadinya alam ini tidak bias dipisahkan dengan ajarannya tentang haqiqh Muhammadiyah, atau nur Muhammad. Ibn ‘arabi mengatakan bahwa nur Muhammad adalah suatu yang pertama sekaliwujud (menitis) dari nur ilahi.
            Tahapan-tahapan proses penciptaan alam menurut ajaran tasawuf ibn ‘Arabi:
a.       wujud tuhan sebagai wujud mutlak
b.      wujud al-haqiqah Muhammadiyahemansi pertama dari wujud Tuhan dan daripadanya melimpah wujud-wujud yang lain.
c.       Bentuk-bentuk al- ayan al- sabitah (wujud-wujud yang ada pada ilmu tuhan) disebul alam al- ma’am.
d.      Realitas-realitas rohaniah (wujud-wujud rohani) disebut alam arwah.
e.       Realitas-realitas al- nafsiyah (wujud-wujud jiwa) disebut ‘Alam al-Nufus al- Natuqah.
f.       Wujud-wujud jasad tampa materi yang disebut dengan alam al-Misal.
g.      Wujud-wujud jasad bermateri disebut dengan ‘Alam al-Ajsam al- Madiyah.
Dengandemikian dapat dipahami ibn Arabi menolak ajaran yang mengatakan bahwa ala mini berasal dari tiada kepada ada, menurutnya asal alam ini adalah emanasi Tuhan yang terus menerus. Dengan demikian hanya ada satu wujud dalam kemestaan ini, yaitu wujud Tuhan.sedangkan rupa-rupa wujud yang bermacam-macam tidaklah manjadikan pluralitas wujud yang sebenarnya. 

b. Al- Insan Al- Kamil
Al- Insan al- kamil adalh nama yang dipergunakan oleh kaum sufi untuk menakan seorang muslim yang telah sampai ketingkat tinggi, yaitu menurut sebagian sufi tingkat seseorang yangtelah sampai pada fgan’ fillah,memang terdapat perbedaan pendapat dikalangan para sufi dalam menentukan siapa yang bisa dikatakan al- insan kamil.
            Menurut ajaran tersebut, manusia sebenarnya adalah gambaran wujud Tuhan dan sebagi penjelma sempurna pada daya ciptaannya, ini adalah menurut ibn ‘Arabi mengenai ajarannya tentang al-insan al- kamil. Adanya manusia adalah untuk menunjukkan akan kesaempurnaan Tuhan dalam alam semesta dan untuk mencerminkan akd kebesaran-Nya.
            Sekarang yang dimaksud al-insan al-kamil menurut ibn ‘arabi seperti yang disebutkan dalam kitab fusus, adalah:

‘Ain Al-Haqq, artinya manusia adalah perwujudan dalam bentuk-Nya sendiri dengan segala keesaan-Nya. Berbeda dengan segala sesuatu yang lain, meskipun al- Haqq( tuhan) ‘ain segala sesuatu, tetapi segala sesuatu itu bukan ‘ain(zat)-Nya karna dia hanya perwujudan sebagai asmanya, bukan tuhan bertajalli sesuatu itu dalam bentuk zat-zat-Nya. Dan apabila engkau berkata insan(manusia), maka maksudnya ialah al- iansan al-kamil dalm memanusiakannya yaitu tuhan ber tajalli dalam bentuk zat-Nya sendiri disebut ‘ain.

Masalah al-insan al-kamil, dalam pandangan ibn ‘arabi tidak bias di lepaskan kaitannya dengan paham adanya nur Muhammad. Dikatakan bahwa nabi Muhammad SAW. Adalah al-insan al- kamil.menurutnya untuk mencapai al-insan al-kamil orang harus melalui jalan sebagai berikut:a. fana’ yaitu sirna didalam wujud tuhan sehingga seorang sufi menjadi satu dengan-Nya.b. baqa’ yaitu kelanjutan wujud bersama tuhan sehingga dalam pandangnnya wujud tuhanlah pada kesegalaan ini.
            Semua ini menurutnya adalah merupakan upaya pencapaian ketingkat al-insan al-kamil dan ia hanya akan didapat melalui pengembangan daya intuisi atau zauq sufi.[14]

Daftar Pustaka:
Drs. Abuddin Nata M.A. Akhlak Yasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada),
Drs. Duski Samad, M.A. Studi Tasawuf Sejarah, Tokoh dan Pemikirannya.
Dr. Asmaran A.S. . A, pengantar studi tasawuf ( Jakarta: PT.Rasa Grafindfo persada, 2002) cet.ke-2
Drs. H.A Mustafa, Akhlak tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. Ke-V, hal.224
M.B. Tamam, kisah-kisah teladan para sufi, (Semarang : Amelia. 2008),cet. 1.
autsar Alzhari Nuer,ibn al-A’rabi wahdatal wujud dalam perdebatan (Jakarta:paramadina. 1905) cet-1


[1]  Dr. Asmaran A.S. . A, pengantar studi tasawuf ( Jakarta: PT.Rasa Grafindfo persada, 2002) cet.ke-2 hal.311
[2]  Drs. H.A Mustafa, Akhlak tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. Ke-V, hal.224
[3] Dr. Asmaran AS. M.A. Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: PT.Rasa Grafindo persada, 2002 ), cet.ke-2 hal.
[4] Asmara As, op. Cit.hal.321
[5] M.B. Tamam, kisah-kisah teladan para sufi, (Semarang : Amelia. 2008),cet. 1. hal.46
[6] H.A. Mustafa, op.cit, hal.222
[7] Asmaran As.op.cit, hal.296
[8] Ibid.223
[9] Drs. Abuddin Nata M.A. Akhlak Yasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal. 237
[10] Drs. Duski Samad, M.A. Studi Tasawuf Sejarah, Tokoh dan Pemikirannya. Hal. 183
[11]  Duski Samad, op-cit, h. 182
[12] Asmaran AS. Op-cit. hal. 348
[13] Dr. Kautsar Alzhari Nuer,ibn al-A’rabi wahdatal wujud dalam perdebatan (Jakarta:paramadina. 1905) cet-1, hal.35
[14] Asmaran As.op-cit,hal.355-356